Dalam sebuah pilihan hidup bagi setiap ADS (aktivis dakwah
sekolah) sering menghadapi ketiga masalah ini yang mengakibatkan harus
menggugurkan salah satu dari ketiga hal ini. Padahal ketiganya dapat dipadukan
secara spesifik apabila dilakukan dengan konsep yang matang. Disadari atau
tidak ketiga konteks ini adalah hal yang sering menjadi perbincangan di
kalangan ADS maupun ADK (aktivis dakwah kampus). Karena secara mendasar kita
datang dari rumah ke sebuah lembaga pendidikan apakah Madrasah/ Sekolah maupun perguruan
tinggi ialah untuk menuntut ilmu atau belajar.
Namun di sisi lain, apabila seseorang ingin mengembangkan
bakat dan skillmaupun hal lainnya hanya dapat di olah dalam sebuah
organisasi, baik itu organisasi internal maupun eksternal sekolah. Karena setiap
organisasi memiliki karakter dan spesifikasi tersendiri. Seperti seseorang yang
ingin memperdalam pemahaman ke-agama-annya dia harus masuk ke dalam organisasi
ROHIS (kerohanian Islam), yang ingin mengembangkan bakat kepemimpinan maka
masuk di OSIM/OSIS, bagi yang gemar di bidang seni maka masuk di Teater/ paduan
suara sekolah atau yang suka dalam berpetualang di luar kota atau di hutan maka
harus memilih organisasi seperti Pramuka atau organisasi lainnya yang sejenis.
Secara umum antara pendidikan dan organisasi tidak akan
berjalan dengan baik tanpa adanya Finansial yang memadai. Karena pendidikan
dapat berlangsung dengan baik apabila adanya prasarana seperti gedung sekolah,
tenaga pengajar, buku tulis, panduan belajar serta perlengkapan lainnya yang itu
semua bersumber dari pembiayaan yang di hasilkan dari masing-masing individu
siswa/i ataupun bantuan dari pemerintah setempat. Sehingga pada akhirnya uang
menjadi hal yang paling penting dalam dunia pendidikan. Seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi yang mengakibatkan biaya pendidikan
menjadi mahal.
Begitu juga dalam sebuah organisasi, kebutuhan finansial
juga merupakan faktor yang mempengaruhi dalam melakukan sebuah kegiatan baik
kegiatan rutin, maupun kegiatan besar/umum.
Bagi sebagian orang kebutuhan dalam belajar tidaklah sulit
karena kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara gratis dari orang tuanya,
namun ada sebahagian lainnya tidak demikian mereka harus memenuhi kebutuhan
tersebut dengan bekerja sambilan.
Ada sebuah kisah yang penulis saksikan yang dapat kita ambil
hikmahnya bersama.
Seorang Ikhwan ADS kita sebut saja namanya Akh Ahmad, dalam
sebuah organisasi beliau tampak seperti biasa saja melaksanakan amanah
organisasi dengan baik dan tidak ada masalah yang terjadi. Namun tidak satu orang
pun dari anggota organisasi tersebut mengetahui bahwa Akh Ahmad ternyata
mencari biaya hidupnya sendiri dengan menjadi marketing di sebuah ponsel.
Seiring berjalan waktu, ketika tiba pada hari pelaksanaan
kegiatan. Akh Ahmad tidak tampak dalam kegiatan tersebut, padahal sebelumnya
ketika dalam syuro’ (musyawarah) yang dilakukan beliau tampak
antusias. Selepas selesainya kegiatan keesokan harinya Mas’ul (ketua
panitia) mengadakansyuro’ evaluasi kegiatan dan mengoreksi setiap bidang.
Ketika sampai pada bidang Akh Ahmad Mas’ul menegurnya sedikit lebih
tegas, karena tidak hadir dalam pelaksaan kegiatan.
Akh Ahmad lalu menjelaskan alasannya kenapa tidak hadir
mengikuti kegiatan pada hari sebelumnya bahwa beliau tidak dapat ikut karena
harus menjaga Ponsel tempat dia bekerja. Namun, karena teguran Mas’ul terlalu
tegas sehingga membuat Akh Ahmad tersinggung, dan akhirnya beliau memutuskan
untuk tidak aktif lagi di organisasi tersebut padahal organisasi tersebut masih
dalam satu lembaga pendidikan.
Dalam hal ini sering terjadi di sebuah organisasi ketika
seorang ADS yang tergabung dalam organisasi harus membagi waktu mereka antara
belajar, berorganisasi dan bekerja. Namun ketika terbentur secara kebetulan
kegiatan organisasi dan bekerja maka keseringan terjadi para ADS lebih memilih
kepada bekerja, sehingga mengakibatkan organisasinya sering terbengkalai.
Hal tersebut terjadi pada dasarnya diakibatkan dari kurangnya
komunikasi antara sesama ADS, karena apabila komunikasi terjalin dengan baik
maka waktu kegiatan bisa disesuaikan dengan waktu bekerjanya para ADS yang
lainnya. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.
Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam sebuah
organisasi, karena komunikasi merupakan langkah awal dalam sebuah organisasi,
komunikasi yang baik akan menciptakan suasana yang baik pula, begitu juga
sebaliknya.
Selain itu komunikasi juga akan berjalan apabila dalam
organisasi tersebut tercipta sebuah manajemen yang baik. Ali bin Abi Thalib
pernah berkata “kebatilan yang di manajemen dengan baik akan mengalahkan
kebenaran yang tidak di manajemen dengan baik.”
Hal ini sangat jelas dapat kita pahami bahwa sebuah
organisasi yang tidak di manajemen/ diatur dengan baik maka akan sangat mudah
dikalahkan oleh organisasi yang memiliki manajemen yang rapi.
Kita bisa melihat contoh bagaimana seorang Bapak Prof. Dr.
Ing. Burhanudin Jusuf Habibie, Sc.h.c (yang kita kenal sebagai bapak teknologi)
yang dalam waktu sehari dapat mengurusi lebih dari 20 lembaga organisasi yang
setingkat nasional dan internasional. Apakah beliau berbeda dengan kita, tidak!
Sama sekali tidak, beliau juga pernah merasakan pahit manisnya dalam belajar,
berorganisasi serta bekerja. Namun beliau telah membuktikan bahwa ketiga
konteks antara belajar, berorganisasi sekaligus bekerja dapat berjalan dengan
baik dan sejalan.
Selain itu penulis berpesan bagi para ADS, seharusnya bisa
memanfaatkan sebuah organisasi sebagai wahana belajar menjadiEntrepreuner (pengusaha),
karena dengan adanya perkumpulan di organisasi maka akan lebih memudahkan dalam
mengontrol usaha yang dilakukan. Sebab biasanya setiap organisasi telah
ditetapkan jadwal berkumpulnya anggota dan pengurus setiap pekan. Usaha yang
dilakukan bisa berupa membuat makanan ringan, souvenir atau membuat
lembaga privat/les bagi siswa/i Junior.
Penulis pernah mengamati beberapa sekolah di daerah Jawa,
ketika berkunjung beberapa bulan yang lalu, bahwa ternyata para siswa/i di sana
telah diberi bekal sejak dini dalam berwirausaha. Sehingga memunculkan ide
kreatif siswa/i untuk menciptakan bermacam-macam kreasi yang itu semua dapat
dijadikan usaha dan tentunya bisa mengurangi biaya pendidikan mereka.
Oleh karena itu, bukan hal yang mustahil bagi kita yang berada
di Takengon ini untuk bisa seperti itu bahkan lebih baik lagi, karena potensi
alam dan kemampuan Sumber Daya Manusianya kita punya, hanya saja perlu
diarahkan sedikit lagi. Maka dari itu, kepada Sahabat-sahabat ADS dimana pun
berada agar bisa menciptakan peluang mulai dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar