21. Peran
komunikasi dalam organisasi perusahaan
LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan
hal penting dalam sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk
mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan
manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam
perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat
berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem
pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola
perusahaan. Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan
dalam lingkungan pengendalian manajemen, perilaku berpengaruh dalam desain
system pengendalian manajemen untuk membantu, mengendalikan, memotivasi
manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sistem
pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi yang saling
berhubungan yang mengklasifikasikan proses informasi yang dapat membantu
manajer dalam mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku dalam pencapaian
tujuan organisasi yang diharapkan pada dasar yang berkesinambungan
(Maciarriello dan Kirby, 1994). Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik
jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam
organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian
dan kenyamanan dalam bekerja.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi.
Organisasi sebagai
sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia
melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Robert Bonnington,
1973). Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
·
Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi
di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk
melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
·
Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1.
Berkaitan dengan orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan
untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi
perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.
2.
Berkaitan dengan
pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan.
3.
Saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
4.
Saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
·
Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
·
Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
Enam gaya komunikasi
menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
The Controlling Style
controlling style
communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi,
memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau
one-way communications.
Pihak – pihak yang
memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian
kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka
tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka
tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika
umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka.
Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang
lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa
orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag
berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar
dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa
yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai
untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan
pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat
mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain
memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi
dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian
Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks,
santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini
ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini
ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi
yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian
yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik
dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian
style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini
efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk
mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi
ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para
anggota dalam suatu organisasi.
The Structuring Style
Gaya komunikasi yang
berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan
guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi
perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang
berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur
yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna
lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
The Dynamic style
Gaya komunikasi yang
dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender
memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan
(action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh
para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen
atau saleswomen).
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini
lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan
orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
1.
The Withdrawal Style
Akibat yang muncul
jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada
keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang
dihadapi oleh orang-orang tersebut.
PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Proses Komunikasi:
Arus pesan yang
terjadi dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama
lain (the flow of messages within a network of interdependenrelationship). Pesan dibuat dan di
pertukarkan sebagai respon terhadap tujuan, kebijakan, dan tujuan spesifik
organisasi.
Proses Komunikasi
Dasar
Griffin (2003)
membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang
menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi Adapun
prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:
·
kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
·
rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas
sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip
kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan
keputusan dan komunikasi.
·
divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat
spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara
efisien.
·
tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan
ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan
otoritas harus dicapai.
·
disiplin-
ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut
kebiasaan dan aturan disetujui.
·
mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan
adil, dan pengawasan terus-menerus.
Griffin menyadur tiga
pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah
sebagai berikut:
Pendekatan sistem.
Karl Weick (pelopor
pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando
komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat
organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada
suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup.
Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui
pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan
bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan
banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika
dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada
komunikasi dari pada aturan-aturan.
·
Weick memandang
pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah
rangkaian tiga proses: penentuan (enachment),
seleksi (selection), penyimpanan (retention)
·
Penentuan adalah
pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar.
Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada
ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima
aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini
mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak
ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak
ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses
menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang.
Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang
sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
·
Siklus
perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang
memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian
apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku,
tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan
berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk
menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau
penyimpanan).
Pendekatan budaya.
Asumsi interaksi
simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada
pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar
dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna
bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai
budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah
realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan
para teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang
dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu suatu organisasi.
budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari anggota-anggotanya.
Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya mencapai sasaran-sasaran
jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat cara-cara yang lain
selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena aktivitas-aktivitas
sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini
mengkaji cara individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual,
simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan
mereproduksi seperangkat pemahaman.
Pendekatan kritik.
Stan Deetz,
salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan
perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan
kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas
kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.
Bahasa adalah medium utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.
Peranan dalam jaringan
kerja komunikasi
1. Anggota Klik / Group
Kelompok individu yang
seringkali melakukan kontak dengan anggota yang lain.Syarat keanggotaan klik :
individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lain, bahkan dengan
cara tidak langsung. Klik juga terdiri dari individu yang keadaan skelilingnya
memungkinkan kontak antar individu, yang satu sama lain saling menyukai dan
merasa puas dengan kontak tersebut.
2. Penyendiri / Isolates
Adalah mereka yang
hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota
kelompok yang lain. Beberapa anggota organisasi menjadi penyendiri bila
berurusan dengan kehidupan pribadi pegawainya.
·
Karakteristik
penyendiri / Isolates :
·
Lebih berorientasi
diri sendiri, kurang motivasi dan upaya untuk maju serta rendahnya keinginan
untuk berinteraksi.
·
Kurang pengalaman
dalam sistem, rata-rata lebih muda, dan tidak memiliki power dalam organisasi.
·
Lebih banyak menyimpan
informasi daripada mengalirkannya.
·
Menganggap komunikasi
sebagai sistem tertutup dan tidak nyaman berada dalam sistem.
·
Tidak banyak tahu
anggota grup dibanding lainnya dan cenderung menyimpan informasi yang relevan
untuk kepentingan grupnya sendiri
3. Jembatan / Bridge
Adalah seorang anggota
klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam hubungan antara
kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan
berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai dalam
organisasi. Sebuah jembatan juga rentan terhadap semua kondisi yang menyebabkan
kehilangan, kerusakan dan penyimpangan informasi.
4. Penghubung / Liaisons
Adalah orang yang
menghubungkan dua klik atau lebih, tetapi dia bukan anggota salah satu kelompok
yang dihubungkan tersebut. Penghubung memegang peranan penting bagi
berfungsinya oranisasi secara efektif.Penghubung dapat melancarkan maupun
menghambat aliran informasi.
Karakteristik Liaisons :
·
Memiliki kedudukan
tinggi dan penting terhadap organisasi, berpengaruh banyak, berintegrasi
dan berkoordinasi dengan berbagai grup untuk memperbaiki posisinya.
·
Berinteraksi cukup
lama dengan organisasi, tahu sistem dan lebih terbuka dibanding isolates.
·
Dianggap penting dan
memiliki kemampuan karena peranan interaksinya
5. Penjaga Gawang /
Gatekeeper
Adalah orang yang
secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengendalian
atas pesan yang disebarkan melalui sistem tersebut. Kegiatan penjaga gawang:
mengaitkan-menyimpan-merentangkan-mengendalikan.
6. Pemimpin Pendapat /
Opinion Leader
Adalah orang tanpa
jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan
mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Kalangan ini sangat dipercayai
orang lain untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Kosmopolit
Menghubungkan anggota
organisasi dengan orang-orang dan peristiwa di luar batas-batas struktur
organisasi. Anggota organisasi yang banyak bepergian, aktif di asosiasi
internasional maupun aktif membaca jurnal terbitan regional, nasional dan
internasional.
Komunikasi Ke Bawah
Informasi mengalir
dari jabatan berotoritas tinggi ke otoritas lebih rendah. Informasi dari atasan
ke bawahan :
·
Informasi tentang bagaimana
melakukan pekerjaan.
·
Informasi tentang dasar
pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
·
Informasi tentang
kebijakan dan praktik organisasi.
·
Informasi tentang
kinerja pegawai.
·
Informasi untuk
mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)
Komunikasi ke Atas
Adalah komunikasi yang
mengalir dari tingkat yg lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi
(penyelia), biasanya berbentuk pertanyaan, feedback, saran / usulan.
Pentingnya komunikasi
ke atas :
·
Memberi informasi
berharga untuk pembuatan keputusan.
·
Memberitahu penyelia
kapan bawahan siap menerima informasi.
·
Mendorong keluh kesah
muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka.
·
Menumbuhkan apresiasi
dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk
mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan.
·
Mengizinkan penyelia
untuk menentukan apakah bawahannya memahami apa yang diharapkan dari aliran
informasi ke bawah.
·
Membantu pegawai
mengatasi masalah pekerjaan mereka
Yang harus
dikomunikasikan ke atas :
ü Memberitahu
apa yang dilakukan bawahan (pekerjaan, prestasi, kemajuan, rencana di masa
datang).
ü Menjelaskan
persoalan kerja yang belum terpecahkan oleh bawahan.
ü Memberi saran
atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka.
ü Mengungkapkan
pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan, rekan kerja dan organisasi
mereka.
PROSES KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di
dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi
organisasi
1) Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika
orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a)
Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b)
Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job retionnale)
c)
Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and
practices)
d)
Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam
penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
a)
Metode tulisan
b)
Metode lisan
c)
Metode tulisan diikuti lisan
d)
Metode lisan diikuti tulisan
2) Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika
bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi
dari bawah ke atas ini adalah:
a)
Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan
b)
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang
tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c)
Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d)
Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Komunikasi ke atas
menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil
manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari
bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat
amat sulit:
a)
Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
b)
Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai
c)
Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
d)
Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai
3) Horizontal
communication Yaitu komunikasi
yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan
yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a)
Memperbaiki koordinasi tugas
b)
Upaya pemecahan masalah
c)
Saling berbagi informasi
d)
Upaya pemecahan konflik
e)
Membina hubungan melalui kegiatan bersama
4) Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi
informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif
dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka
berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi
lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu
berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi
untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
nice info
BalasHapus