Kamis, 01 November 2012

Manajemen Sekolah


01.        Manajemen Sekolah
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensidalam penggunaan istilah manajemen. Dalam perkembangannya istilah manajemen secarasubstansial disamakan dengan istilah administrasi. Perbedaan pada keduanya terletak pada ruanglingkupnya saja. Administrasi lebih luas ruang lingkupnya disbanding dengan manajemen.Keduanya menekankan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja untuk keuntungan yanglebih besar.MBS memiliki banyak pengertian, bergantung dari sudut pandang orang yangmengartikannya. Nurkholis (2003:1), misalnya, menjelaskan bahwa Manajemen BerbasisSekolah terdiri dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Pertama, istilahmanajemen memiliki banyak arti. Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai prosesmengelola sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan. Ditinjau dari aspek pendidikan,manajemen pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaanproses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek,menengah maupun tujuan jangka panjang. Kedua, kata berbasis mempunyai kata dasar basisatau dasar. Ketiga, kata sekolah merujuk pada lembaga tempat berlangsungnya proses belajarmengajar. Bertolak dari arti ketiga istilah itu, maka istilah Manajemen Berbasis Sekolah dapatdiartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya yang berdasarpada sekolah itu sendiri dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telahditetapkan.Seperti halnya Nurkholis, Slamet PH (2001) mendefinisikan MBS dengan bertolak darikata manajemen, berbasis, dan sekolah. Menurut Slamet, manajemen berarti koordinasi danpenyerasian sumber daya melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan atau untuk 
memenuhi kebutuhan pelanggan. Berbasis artinya “berdasarkan pada” atau “berfokuskan pada”.  Sedangkan sekolah merupakan organisasi terbawah dalam jajaran Departemen PendidikanNasional (Depdiknas) yang bertugas memberikan “bekal kemampuan dasar” kepada peserta didik atas dasar ketentuan-ketentuan yang bersifat legalistik (makro, meso, mikro) danprofesiona-listik (kualifikasi, untuk sumber daya manusia). Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen sekolah dengan menggunakan istilah administrasi sekolah yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapaitujuan sekolah yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”. Antara administrasi sekolah dan manajemen sekolah dapat dipandang secara essensial dari tiga sudut pandang yakni sebagaiilmu, sebagai seni, dan sebagai suatu proses kegiatan.Baik administrasi maupun manajemen sebagai suatu ilmu, keduanya telah memenuhipersyaratan sebagai suatu ilmu yakni : pertama, keduanya memiliki obyek yang dipelajari yaknikerjasama sekelompok orang. Kedua, keduanya memiliki metode dalam mempelajarinya.Ketiga, keduanya memiliki sistematika baik dalam mempelajarinya maupun dalam aplikasinya.Manakala dipandang sebagai suatu seni, maka para pengelola sekolah dapat memerankanperanannya sebagai pemimpin yang mampu mempengaruhi dan mengajak orang lain untuk bekerja sama. Manakala dipandang sebagai suatu proses kegiatan, maaka setiap orang yangterlibat dalam proses kerja sama dalam bidang persekolahan harus dapat melaksanakan tugassesuai dengan fungsi dan perannya secara professional dan proporsional.B.


·         Tujuan Manajemen Sekolah
 Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari tujuan sekolahsebagai suatu organisasi. Proses manajemen yang baik adalah manakala di dalamnya terdapatkegiatan manajerial yaitu kegiatan yang seyogyanya dilakukan oleh orang-orang yangmempunyai status dan kewenangan sebagai manajer, serta kegiatan operatif yakni kegiatan yangseharusnya diselesaikan oleh para pelaksana lapangan.Dengan demikian, tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantu memperlancartercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Kehadiran manajemen dalam prosespersekolahan sebagai salah satu alat untuk membantu memperlancar pencapaian tujuan.Secara lebih rinci tujuan khusus dilaksanakan manajemen sekolah yang baik agar :pertama, terjadi efektifitas produksi pada setiap jenis dan jenjang pendidikan sehinggan paralulusannya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan diatasnya, dapat bekerja sesuai denganpengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Kedua, tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, tidak terjadi pemborosan terhadap waktu, uang, serta yang lainnya. Ketiga, paralulusannya dapt menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, serta yang keempattwerciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah.


·         Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemensekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikanmenurut wujud problemanya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan. Fungsimanajemen sekolah dilihat dari wujud problemanya terdiri dari bidang-bidang garapan(substansi) dari manajemen sekolah. Problema-problema yang merupakan bidang garapan darimanajemen sekolah terdiri dari :

1.     Perencanaan
 Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapaibeserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E.Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:
 planning may be defined as the proses by whichmanager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplishthese objective
. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa :
“ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.” Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehinggasetiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. HaniHandoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
(a)    membantumanajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
(b)membantudalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
(c)  memungkinkan manajermemahami keseluruhan gambaran;
(d)membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
(e)  memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
(f)   memudahkan dalam melakukankoordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
(g) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan  lebih mudah dipahami;
(h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
(i)    menghematwaktu, usaha dan dana.Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu :1. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
·                  menggunakan kata-kata yang sederhana
·                   mempunyai sifat fleksibel
·                   mempunyai sifat stabilitas
·                   ada dalam perimbangan sumber daya, dan
·                   meliputi semua tindakan yang diperlukan.

2.            Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumberdaya alam, dan sumber daya modal.

3.            Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahapdalam perencanaan, yaitu :
·                  menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
·                   merumuskan keadaan saat ini
·                   mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
·                   mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.Pada bagian lain,

Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakanbahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatuperencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
·                  rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang
·          rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatanatau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan

(4)  Rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek gunamenopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupunperencanaan strategis. Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalandengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, sepertiperkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, danpercepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.Pada bagian lain, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkahdalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
1.              Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan.Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan inidipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akandiproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
4.            Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuanperusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategisekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yangtersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dankemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalampencapaian tujuan di masa yang akan datang.
5.     Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apaperubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, perusahaanperlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, parapesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akanmempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis,namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam kontekspendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesiadewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itusendiri
2) Pengorganisasian

 Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan
-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperolehkepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentuguna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”. Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organizationstructure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”. Dari kedua pendapat di atas, da
pat dipahami bahwapengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telahdibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalampengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapandikerjakan, dan apa targetnya. Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992)mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
 (a)  organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengankebutuhan;
 (b)  pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
 (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab ;
(d)  organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
 (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
(f)  organisasi harus fleksibel dan seimbang.Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam prosespengorganisasian, yaitu :
(a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk       mencapai tujuan organisasi;
(b)  pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakanoleh satu    orang; dan
(c)  pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan paraanggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
3) Pengarahan

4) Pengkoordinasian

5) Pengawasan
 Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnyadalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsipengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan
tentang pengawasan sebagai : “… t
he process by which manager determine wether actualoperation are consistent with plans
”.
 Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995)mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses
 pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk 
menetapkanstandar pelaksanaan dengan tujuan
 – 
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpanbalik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksiyang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengancara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
 – 

tujuan perusahaan.” Dengan demikian,
pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaandapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabilaterjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yangdiperlukan untuk mengatasinya.Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasanmemiliki lima tahapan, yaitu :
a)    penetapan standar pelaksanaan
b)         penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
c)           pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
d)         pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan    dan
e)    pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satudengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengandemikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsimanajemen.Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secaraefektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital.Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di
dalamnya melibatkan berbagaikomponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpadidukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutanlajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secarasemestinya.Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaanyang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasianseluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasansecara berkelanjutan.
6) Penilaian

7) Pelaporan, dan





8) Penentuan anggaran

A.     Kegiatan yang bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Kegiatanini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya,bagaimanapun baiknya kegiatanmanajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang telahdirencanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Fungsi operatif inimeliputi pekerjaan-pekerjaan :

a)     Ketatausahaan yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada dalamorganisasib)
b)     Perbekalan
c)      Kepegawaiand
d)     Keuangan, dan
e)      Humas



Dalam suatu proses kegiatan organisasi kedua fungsi tersebut (fungsi manajerial danfungsi operatif) saling menunjang, saling mempengaruhi, saling memerlukan dan saling mengisisatu sama lain. Dalam setiap fungsi saling memerlukan, sebagai contoh: bagian kepegawaiandalam pelaksanaannya kepemimpinan memerlukan fungsi manajerial dari perencanaan sampaidengan penentuan anggaran (seperti:penggajian, pemberian honor, dan sebagainya)Fungsi manajemen sekolah dilihat dari kegiatan kepemimpinan lebih ditekankanbagaimana cara manajer dapat mempengaruhi, mengajak orang lain serta mengaturhubungandengan orang lain agar bekerjasama mencapai tujuan. Dalam hal ini seorang manajer sekolahhendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Pola kepemimpinan yang efektif adalah suatu gaya atau model kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi hubunganantar manusia (human relation), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisidimana kita berada.




1 komentar: